By kang fijar
Matahari selalu menjadi daya tarik dari bentuk,keindahan terlebih kemanfaatannya, terbit terbenam menjadi pelengkap indahnya alam semesta.
Pribadi seorang muslim yang selaras dengan nilai fitrah manusia nampak dan sekaligus menjadi magnet, membuyarkan bahkan menghapus debu2 syubhat.
Kekuatan bingkai ajaran islam menghunjam, melindungi juga mengarahkan pribadi menuju asholahnya, jiwa yang tidak sesuai dg fitrah cenderung menubruk, menghancurkan tatanan kehidupan.
Di era modern seperti ini pembagian kelas sosial semakin kentara, antara kalangan rendah, miskin, yatim, jompo dan kalangan menengah ke atas bagaikan samaa dan sumur yang sangat menghawatirkan, bahkan meluas, over lari meninggalkan fitrah manusia, tak peduli jalan masing – masing , sehingga sindiran almaun ayat 2 pun mengena, dan ketika berfikir terbalik, sudah menjadi keniscayaan untk memberikan hak – hak manusia seutuhnya tanpa memperhitungkan status sosialnya, islam datang membawa misi rohmatan lil a’alamin atau memanusiakan manusia, semua manusia sama kedudukan di hadapan Allah,yang membedakan adalah hati dan ketakwaan mereka.
Setelah tahapan pengakuan masuk ketahapan kontribusi, yang diawali motivasi, Allah pun menyindir mereka( walaa yahuddhu ‘alaa tho’aamil miskin ) kontribusi nyata sebuah keimanan adalah dalam tatanan aplikatif, dirasakan langsung oleh objek, negara turki sekarang mulai bangkit dan mereka bermain dalam tatanan ini kekuatan science yang dipandu ruhiyah menghasilkan kemanfaatan yang luar biasa internal juga eksternal.
Setelah fase kontribusi jangan lupa diimbangi kekuatan ruhiyah yang lebih fokus pada nilai Rabbaniah, sebagaimana sindiran al Quran ( fawailul lilmusholliin, alladziina hum a’ansolaatihim saahuun )
Pada titik inilah tantangan tampak jelas ritual tidak menjamin kemuliaan ketika hati dan fikiran tidak selaras. Dan menurut ustadz fathiakan ini tipe kebanyakan manusia, mereka lupa akhirat tujuan yang sesungguhnya.
Di level selanjutnya islam tidak butuh pencitraan, ria yang berujung pada kesombongan, bertentangan dg nilai ke ikhlasan ( alladziina hum yuroouun)
Tak kalah penting adalah tadhiyah simbol keikhlasan dalam beramal, bertentangan dg tipe munafik (wayam na’uunal maa’un )
Wallohu a’lam bishowab
Jabal toriq
3 oktober 2016